A.Pengertian Penderitaan
Penderitaan
adalah bahasa yang sering kita dengar. Penderitaan berasal dari kata
derita.Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau
menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. penderitaan bisa bersifat lahir dan bersifat batin. Setiap
manusia memiliki penderitaan yang berbeda –beda. Manusia dikatakan menderita
apa bila dia memiliki masalah, depresi karena tekanan hidup, dan lain lain.
Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan manusia bertingkat-tingkat,
ada yang berat dan ada juga yang ringan. Akibat penderitaan yang
bermacam-macam. Ada yang mendapat hikmah besar dari suatu penderitaan, ada pula
yang menyebabkan kegelapan dalam hidupnya. Oleh karena itu, penderitaan belum
tentu tidak bermanfaat. Penderitaan juga dapat ‘menular’ dari seseorang
kepada orang lain, apalagi kalau yang ditulari itu masih sanak saudara.
Menurut
agama penderitaan itu adalah teguran dari tuhan. Penderitaan ada yang ringan
dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami
kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat
adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia
merasa tertekan jiwanya sampai terkadang Ingin mengakhiri hidupnya.
Penderitaan
adalah termasuk realitas manusia di dunia. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan.Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Penderitaan adalah bagian dari kehidupan.Penderitaan adalah sebuah kata yang sangat
dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun. Penderitaan itu ternyata
berasal dari dalam dan luar diri manusia itu sendiri. Atau disebut juga dengan faktor
internal dan eksternal.
Dalam diri manusia ada cipta, rasa dan
karsa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala aktifitas manusia.
Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik rasa maupun karsa
selalu ingin dipuaskan. Apabila telah dipenuhi barulah manusia akan merasa
senang atau bahagia. Dan jika tidak terpenuhi maka akan menderita.
Rasa kurang mengakibatkan munculnya wujud penderitaan,
bahkan lebih dari itu yaitu rasa takut. Rasa takut setiap saaat dan setiap
tempat dapat muncul. Maka hal itu merupakan musuh utama manusia (Dr.
Orison Sweet Marden)
Sekarang yang paling penting upaya kita untuk
meniadakan rasa takut dan rasa kurang itu Karena keduanya itu termasuk penyakit
batin manusia maka usaha terbaik adalah menyehatkan batin itu.
Kita mengetahui bahwa faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor
internal dan eksternal. Faktor ini dapat dibedakan dua macam yaitu:
1.
Eksternal murni, yaitu penyebab yang
benar-benar berasal dari luar diri manusia yang bersangkutan.
2.
Eksternal tak murni, yaitu penyebabnya
tampak dari luar diri manusia, tetapi sebenarnya dari dalam diri manusia yang
bersangkutan.
Bila kita mengalami
penderitaan maka sikap kita yang paling jitu adalah "mawas diri".
Dengan jalan itu dapat memperoleh jawaban penderitaan sebagai ujian Allah,
sehingga kita menjadi orang yang sabar dan tawakkal sambil berikhtiar
menyingkirkan penderitaan.
B.Siksaan
Penderitaan biasanya di
sebabkan oleh siksaan. Baik fisik ataupun jiwanya.Siksaan atau penyiksaan
(Bahasa Inggris: torture) digunakan untuk merujuk pada penciptaan rasa sakit
untuk menghancurkan kekerasan hati korban. Segala tindakan yang menyebabkan
penderitaan, baik secara fisik maupun psikologis, yang dengan sengaja
dilakukkan terhadap seseorang dengan tujuan intimidasi, balas dendam, hukuman,
pemaksaan informasi, atau mendapatkan pengakuan palsu untuk propaganda atau
tujuan politik dapat disebut sebagai penyiksaan. Siksaan dapat digunakan
sebagai suatu cara interogasi untuk mendapatkan pengakuan. Siksaan juga dapat
digunakan sebagai metode pemaksaan atau sebagai alat untuk mengendalikan
kelompok yang dianggap sebagai ancaman bagi suatu pemerintah.Arti siksaan,
siksaan berupa jasmani dan rohani bersifat psikis, kebimbangan, kesepian,
ketakutan.
Siksaan Yang Sifatnya Psikis :
Kebimbangan.
memiliki arti tidak dapat menetukan pilihan mana yang
akan dipilih.
Kesepian.
merupakan rasa sepi yang dia alami pada dirinya
sendiri / jiwanya walaupun ia dalam lingkungan orang ramai.
Ketakutan.
adalah sebuah sesuatu yang tidak
dinginkan yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa
takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia.
Ada 10 jenis objek yang paling sering ditakuti oleh
manusia atau mereka yang masuk dalam sumber phobia di muka bumi ini.
1. Claustrophobia dan Agoraphobia
Ooustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada
di tempat terbuka.
2. Takut ular
Ini merupakan jenis phobia yang
paling sering dijumpai. Ketakutan secara berlebihan pada ular dikaitkan pada
kemampuan nenek moyang kita bertahan di alam liar. Ular sejak dulu dianggap
hewan berbisa, menjijikkan, dari masa ke masa. Bahkan juga diidentikkan dengan
setan oleh keyakinan tertentu. Ternyata phobia akan ular ini bersifat
evolusioner, diturunkan oleh nenek moyang manusia sejak zaman dulu sampai
sekarag.
3. Takut laba-laba
Ditemukan
bahwa kaum perempuan empat kali lipat lebih banyak jumlahnya yang takut atau
jijik pada laba-laba daripada kaum lelaki.Pada studi yang dipublikasikan di
jurnal Evolution and Human Behavior, David Rakison dari Carnegie Mellon
University di Pittsburgh mengatakan bahwa bayi perempuan usia 11 bulan mampu
mengekspresikan ketakutan begitu melihat gambar laba0laba dan ular, sedangkan
bayi lelaki tidak. Teori evolusi mengatakan bahwa hal itu wajar, sebab kaum
perempuan sering bersua laba-laba di rumah, atau saat mereka menyiapkan makanan
di dapur. Sedangkan kaum lelaki cenderung diajarkan untuk berani pada hewan
tersebut ketika berada di alam liar
4. Takut pada orang lain
Pernah bertemu orang yang mukanya
memerah saat bicara di depan orang banyak? Berkeringat, susah bicara atau gagap
atau bahkan sampai sakit perut? Itulah ciri-ciri orang yang takut pada orang
lain atau dikenal dengan nama sosialphobia. Sebanyak 15 juta orang Amerika
dewasa menderitanya, demikian menurut National Institute of Mental Health. Yang
parah, kadang bukan saat melakukan pembicaraan di depan umum saja. Penderita
sosialphobia juga kerap kesulitan makan atau minum di depan orang banyak.
Gejalanya baru terlihat setelah memasuki usia puber.
5. Takut ketinggian
Ini adalah jenis phobia yang juga
lumayan banyak penderitanya. Diperkirakan sebagnyak 3-5% dari seluruh populasi
dunia menderita akrophobia, takut berada di tempat tinggi. Pada riset yang
pernah dilakukan, penderita akrophobia merasa semua tempat tinggi berjarak
lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Misalnya tinggi sebenarnya hanya 3 meter,
maka di mata penderita akrophobia, mereka seperti melihat obyek yang tingginya
6 meter.
6. Takut kegelapan
Takut pada kegelapan yang diderita
anak-anak ternyata adalah phobia paling umum juga. “Anak-anak mempercayai
imajinasinya bahwa di kegelapan bisa mendadak muncul hanti, penculik, atau
perampok,” jelas Thomas Ollendick, profesor psikologi dan direktur Child Study
Center di Virginia Tech. Secara normal, ketakutan ini akan hilang seiring
dengan bertambahnya usia. Namun jika hingga usia dewasa kita masih menderita
ketakutan pada gelap, maka artinya kita menderita nyctophobia.
7. Takut kilat dan halilintar
Bagi para penderita phobia ini,
suara halilintar dan kilat akan terasa seperti menghentak jantung, bahkan
membuat mereka berkeringat. Penderita yang parah bahkan sampai memutuskan
pindah ke daerah yang aman dari petir dan kilat., demikian kata John Westefeld,
ilmuwan dari University of Iowa.
Westefeld melaporkan, dari surveinya terhadap
mahasiswa di tahun 2006, sebanyak 73% menderita ketakutan ringan pada cuaca.
Namun kebanyakan mereka malu untuk mengakuinya. Bagi mereka yang phobia pada
kilat dan halilintar, ada baiknya mulai melatih rasa panik dan kecemasan.
8. Takut terbang
Jangan dikira mereka ini orang udik
yang belum pernah naik pesawat, sebab faktanya sebanyak 25 juta warga Amerika
juga menderita phobia ini. Nama penyakitnya adalah aviophobia, dimana seseorang
sangat takut naik pesawat. Bisa jadi memang sudah sejak lahir begitu, atau ada
yang pernah mengalami kecelakaan pesawat sehingga merasa trauma naik pesawat
lagi, sebab peristiwa mengerikan itu terus terbayang.
9. Takut Anjing
Tidak usah harus anjing besar jenis doberman, anjing
yang imut macam pudel pun ditakuti. Penderita cynophobia ini mengalami rasa
takut digigit anjing, bisa jadi memang pernah digigit atau melihat orang lain
digigit anjing, demikian menurut profesor psikologi Brad Schmidt dari Ohio
State University.
10. Takut Dokter Gigi
Bukan cuma anak kecil lho yang takut ke dokter gigi,
orang dewasa juga ada. Sebanyak 9-20 oersen orang Amerika ternyata menghindari
memeriksakan giginya ke dokter walau sudah dalam kondisi parah sekalipun. Rasa
takut ini lebih disebabkan oleh rasa nyeri yang timbul ketika plak gigi
dibersihkan, dan memang tidak semua orang bisa menahannya
Apa yang membuat seseorang menjadi phobia ?
Ahli-ahli medis mempunyai pendapat yang berbeda-beda
dan banyak penderita yang mempunyai teori tentang asal mula dati ketakutan
mereka. Kebanyakan phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu
tekanan pada waktu tertentu, misalnya pekerjaan baru, kematian dalam keluarga,
suatu operasi atau sakit yang serius. Beberapa penderita mengatakan bahwa
mereka memang merasa gelisah dan tertekan sejak masih kanan-kanak, tetapi
phobia juga dapat berkembang dalam diri orang-orang yang kelihatannya tenang
dan mantap.
Untuk mengatasi phobia yaitu dengan hipnoterapi.
mengkondisikan gelombang otak klien pada gelombang alfa atau theta dan
menjaganya pada gelombang tersebut. Ketika klien berada pada gelombang alfa atu
theta, maka semua memori yang pernah terjadi pada diri klien mulai dari janin
sampai dia dewasa dapat diakses atau diingat kembali. Betul, itulah kehebatan
pikiran bawah sadar kita yang mampu merekam semua kejadian/peristiwa yang
pernah kita alami. Dengan begitu kita dapat mengetahui kapan pertama kali klien
mengalami kejadian yang membuatnya phobia. Dengan mengetahui pemicu pertama
kalinya klien mengalami phobia, maka hal ini dapat diatasi dengan mudah.
C.Kekalutan Mental
Gejala-gejala permulaan pada orang
yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
- nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung
- nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
- Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya
dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif,
berusaha melakukan pengrusakan atau melakukan detruksi diri dan bunuh
diri.
- Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi
social
- Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri
sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri, ( orang-orang
melankolis)
- Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari
adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.
Tahap – tahap gangguan jiwa :
1.
Gangguan kejiwaan nampak dalam
gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.
Usaha mempertahankan diri dengan cam
negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya salah; pada
orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru
lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan
melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.
Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
4.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan
telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama
gangguan kecemasan.
5.
Dipicu oleh faktor
psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses
pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah.
Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang
terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal
dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.
Faktor sosial atau lingkungan juga
dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan
populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung
untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan
jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi
mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak
berlaku secara absolut.
Sebab-sebab Timbulnya Kekalutan
Mental
- Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani
atau mental yang kurang sempurna.
- Terjadinya konflik sosial-budaya akibat adanya
norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat,
sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
- Cara pematangan bathin yang salah dengan
memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial; overacting sebagai
overkompensasi dan tampak emosional.
Proses – proses kekalutan mental:
Positif, bila
trauma (luka jiwa) yang dialami seseorang, akan disikapi untuk mengambil hikmah
dari kesulitan yang dihadapinya, setelah mencari jalan keluar maksimal, tetapi
belum mendapatkannya tetapi dikembalikan kepada sang pencipta yaitu Allah SWT,
dan bertekad untuk tidak terulang kembali dilain waktu.
Negatif, bila
trauma yang dialami tidak dapat dihilangkan, sehingga yang bersangkutan
mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang
dicita-citakan. Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari
bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin. Sedangkan perjuangan merupakan usaha
manusia untuk keluar dari penderitaan.
D.Penderitaan dan Perjuangan
Setiap manusia pasti
mengalami penderitaan, baik secara berat ataupun ringan. Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
makhluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai
rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi
kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan
tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha
merubahnya.
Pembebasan dari penderitaaan
pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang
menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan
waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan namun yang Tuhanlah yang yang
menentukan hasilnya.
E.Penderitaan, media massa, dan seniman
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat
radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat
sesuatu.
Media massa adalah alat yang
paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia
secara cepat kepada asyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera
menilai untuk menentukan sikap anatara sesama manusia, terutama bagi mereka
yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para
seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan
pelajaran dari karya tersebut.
F.Pengaruh Penderitaan Terhadap Kelangsungan Hidup
Manusia
Penderitaan mungkin
akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang
timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa
hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari
penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.
Orang yang merasa
dirinya menderita akan mendapat tekanan dari dalam jiwanya dan rasa malu. Tak
jarang banyak manusia yang ingin mengakhir hidupnya karena tidak kuat menopang
siksaan dalam hidupnya. Ini terjadi di karenakan kekalutan mental. Kekalutan
mental merupakan suatu keadaan dimana jiwa seseorang mengalami kekacuan
dan kebingungan dalam dirinya sehingga ia merasa tidak berdaya.
Gejala- gejala permulaan pada orang yang mengalami
kekalutan mental sebagai berikut :
a) Fisiknya sering merasa pusing,
sesak napas, demam dan nyeri pada lambung.
b) Jiwanya sering menunjukkan rasa
cemas, ketakutan, patah hati, apatis (kurangnya emosi, motivasi, atau
antusiasme).
Terkadang kekalutan mental
bisa berujung pada gangguan jiwa dikarenakan kepribadiaan yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna sehingga orang tersebut
merasa rendah diri.
G.Contoh–contoh
Penderitaan dan Penyebabnya
Berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka
penderitaan manusia dapat dibagi menjadi 2 bagian sebagai berikut :
- Nasip buruk penderitaan
ini karenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan
sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasip buruk dan takdir
adalah jika takdir di tentukan oleh tuhan sedangkan nasib buruk
penyebabnya Karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan
tawakal dan optimise merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut.
- Kehilangan orang tua, setiap
manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat
dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa
dan sangat sedih tentunya .tapi kesedihan Karena penderitaan diharapkan
tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali
kepada tuhannya.
- Kemiskinan ,
banyak orang yang mederita karena kemiskinan , merasa tidak pernah cukup
dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa
menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini di
karena kan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan
oleh tuhan.
Bencana, tidak ada
seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa
kapan saja dating dan menimpa siapa saja bahkan seringkali mengakibatkan
kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga
sulit di sembuhkan.
Setiap penderitaan yang dialami oleh
seseorang membawa pengaruh baik positif maupun negatif. Sikap positif yaitu
sikap optimis dalam menghadapi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian
penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, menyadari
apa yang telah diperbuat selama hidup, dan penderitaan itu hanya bagian dari
kehidupan. Sedangkan sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia,
kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, dan bahkan selalu menyalahkan Tuhan.
Ada Pula Contoh Siksaan
o
RasaSakit
Rasa sakit adalah rasa yang penderita akibat menderita suatu penyakit.
Rasa sakit ini dapat menimpa setiap manusia. Kaya-miskin, besar-kecil,
tua-muda, berpangkat atau rendahan tak dapat menghindarkan diri darinya. Orang
bodoh atau pintar, bahkan dokter.
Penderitaan, rasa sakit, dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu
dan lainnya tak dapat dipisahkan merupakan rentetan sebab akibat. Karena
siksaan, orang merasa sakit; dan karena merasa sakit, orang menderita. Atau
sebaliknya, karena penyakitnya tak sembuh-sembuh, ia merasa tersiksa hidupnya,
dan mengalami penderitaan.
o
Neraka
Berbicara tentang neraka, kita selalu ingat kepada dosa. Juga terbayang
dalam ingatan kita, siksaan yang luar biasa, rasa sakit dan penderitaan yang
hebat. Jelaslah bahwa antara neraka, siksaan, rasa sakit, dan penderitaan
terdapat hubungan yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Empat hal itu
merupakan rangkaian sebab-akibat.
Manusia masuk neraka karena dosanya. Oleh karena itu, bila kita berbicara
tentang neraka tentu berkaitan dengan dosa. Berbicara tentang dosa juga
berbicara tentang kesalahan.
Dalam Al Qur’an banyak ayat yang berisi tentang siksaan di neraka atau ancaman
siksaan. Surat-surat itu antara lain surat Al-Fath ayat 6 yang artinya:
Dan supaya mereka menyiksa orang-orang yang munafik laki-laki dan
perempuan, oang-orang yang musyik laiki-laki dan perempuan yang mempunyai
persangkaan jahat terhadap Allah. Mereka mendapat giliran buruk. Allah memurkai
mereka
dan
menyediakan neraka Jahanam baginya. Dan neraka Jahanam itu adalah
seburuk-buruknya tempat kembali. (Q.S. Al-Fath : 60)
Penderitaan dan sebab-sebabnya
o
Penderitaan yang timbul karena
perbuatan buruk manusia
Penderitaan ini menyangkut tentang manusia dan lingkungan sekitarnya.
Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat diperbaiki
manusia hingga menjadi nasib baik. Dengan kata lain manusialah yang dapat
memperbaiki nasibnya. Tetapi kalau takdir Allah yang menentukan kita hanya bisa
menerima, sedangkan nasib buruk itu manusia sebagai penyebabnya. Maka dari itu
manusia dituntut untuk berusaha untuk mendapatkan kehidupan sebaik baiknya
dengan cara yang baik pula.
o Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab Tuhan
Ini merupakan kehendak allah, tapi dalam hal inipun manusia masih dapat
berusaha yaitu dengan kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat berupa usaha
manusia mengatasi penderitaan itu.
Pengaruh penderitaan
o
Orang yang mengalami penderitaan
mungkin akan dapat pengaruh yang berbeda dari dalam dan luar dirinya.
Diantaranya adalah sikap positif dan
negatif:
o
Sikap positif : sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan
sebuah penderitaan yang panjang untuk dia dan disekitarnya sendiri.
o
Sikap negatif : penyesalan karena
tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin
bunuh diri
H.Penderitaan
Sebuah Fenomena Universal
Sebenarnya penderitaan terjadi tidak
hanya lantaran perang atau karena tingkah manusia agresif lainnya. Banyak hal
yang menyebabkan penderitaan manusia, seperti; bencana alam, musibah atau
kecelakan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan sebagainya. Penderitaan bisa
dikatakan sebagai fenomena yang universal. Penderitaan tidak mengenal ruang dan
waktu. Ini berarti bahwa penderitaan tidak hanya dialami oleh manusia zaman
sekarang, dimana kebutuhan dan tuntutan hidup semakin meningkat yang mana akan
menimbulkan penderitaan bagi yang tidak mampu untuk memenuhinya. Akan tetapi
penderitaan itu telah ada sejak kelahiran manusia pertama yaitu nabi Adam.
Betapa menderitanya nabi Adam dan Hawa ketika ia harus meninggalkan surga
lantaran tindakannya yang tidak mengikuti perintah Tuhan dan lebih mengikuti
nafsunya dan bujukan syaitan.
Selain itu penderitaan sebagai fenomena universal tidak mengenal
perbedaaan manusia. Maksudnya, penderitaan juga bisa dialami oleh
manusia-manusia suci atau nabi dan rasul. Begitu universalnya fenomena
penderitaan maka tidak mengherankan kalau banyak para seniman dan filsuf
mengangkat penderitaan dalam karya-karya seni dan ajaran filsafatnya. Bahkan
bisa dikatakan hampir semua karya seni lahir dari imajinasi penderitaan.